Pages

Wednesday 2 May 2012

Sepucuk Surat untuk Dia, Pelangi Hari-hariku

"Never mind I'll find someone like you..." Adele - Someone Like You
Aku tak pernah setuju dengan lirik lagu itu. Tak ada orang yang sama di dunia ini. Begitupun dengan dia. Tak ada yang akan bisa sama dengan dia... None like him!


Seandainya waktu bisa berputar, pasti aku sudah putar waktuku ke masa lalu, masa di mana aku bisa bersama dia. Setiap hari, jam, menit, detik kami selalu terhubung. Jarak bukanlah masalah untuk kami. Kami bukan sepasang kekasih. Kami hanya sahabat. Ya, sahabat. Atau lebih dari sahabat namun bukan pacar. Keberadaannya di hari-hariku selalu membawa warna tersendiri.

Semuanya berawal di saat aku menjadi kakak pembina baginya. Aku 9 bulan lebih tua darinya namun dia berada 2 tingkat di bawahku. Awalnya dia memanggilku dengan sebutan ala orang tiongha memanggil kakak perempuan. Dia memanggilku "jiejie" (Cece). Seiring berjalannya waktu, hubungan diantara aku dan dia bukan lagi sebatas kakak dan adik bina. Dia mulai berani memanggil namaku tanpa sebutan adat kesopanan, bahkan dia memiliki panggilan khusus. Bukan hanya dia tapi kami. Ya, kami memiliki banyak hal yang hanya kami berdua yang tahu. Aku tak pernah mengira hal ini terjadi di antara kami.

Aku tak pernah tahu bagaimana perasaannya. Yang aku tahu hanyalah perlakuannya, perkataannya, dan tatapan matanya sangat berbeda kepadaku. Aku tak pernah mau menganggap hal itu berlebihan. Aku hanya menganggap semuanya hanyalah rasa sayang "sinyo" kepada "jiejie" nya. Tapi orang lain tak berpendapat demikian. Orang-orang di sekeliling kami, mulai dari anak kecil yang menjadi murid Sekolah Minggu-ku di gereja, teman bermain kami, hinga kedua orang tua kami, semuanya... ya semuanya menganggap ada hubungan lebih diantara kami, hubungan di mana bukan lagi kakak dan adik. Kedua orang tuaku sangat menyayanginya. Begitu juga kedua orang tuanya yang sangat menyayangi dan memercataiku lebih dari anaknya sendiri. Berulang kali aku menegaskan bahwa kami hanya kakak dan adik. Ya hanya aku. Dia tak pernah. Bodohnya aku baru menyadari hal itu ketika jurang besar sudah memisahkan kami.

Aku tak tahu apa aku mencintai dia. Bagiku sulit untuk mengatakan bahwa aku mencintainya. Tapi, di saat semuanya telah berubah, aku hanya menyadari 1 hal. Aku sangat merindukannya. I really miss him.

Aku sangat merindukan kehadirannya di hidupku.

Aku rindu SMS gak jelasnya...

Aku sangat rindu ponselku melantunkan nada dering dan ketika kuangkat aku mendengar suaranya sedang menyanyi dengan nada falls..

Aku benar-benar rindu deringan ponsel tanda miss called berkali-kali saat aku sedang fokus belajar atau hendak terlelap..

Aku rindu getaran blackberry-ku tanda PING!!! nya masuk ke BBM ku..

Aku rindu membaca pesan-pesan konyolnya untukku...

Aku rindu membaca ejekannya yang kadang menyakiti hatiku..

Aku rindu dekapan lengannya, ulah jahil tangan dan kakinya...

Aku sangat rindu perhatiannya yang kadang berlebihan kepadaku..

Aku rindu tatapan mata jahil itu..

Aku rindu suara motornya diiringi suara kekanak-kanakannya memanggilku dari balik pagar rumah.

Aku rindu ketika dia memintaku untuk menjemput atau mengantarnya ke manapun itu..

Aku rindu ketika harus mempertaruhkan nyawa bersama dia. Mengendarai motor yang dia kemudikan dengan kecepatan tinggi. Aku selalu menutup mataku dan berharap ketika aku membuka mata aku sudah tiba di tempat tujuan dengan selamat. Dan dia selalu membawaku dengan selamat..

Aku rindu mendengar nada cemburu di suaranya...

Aku benar-benar merindukan semua itu...



Apa yang harus aku lakukan? Aku tak berani bertemu dengannya. Dia pernah kecewa terhadapku. Aku selalu mengalah dengan dia. Lalu bagaimana lagi? Semua sudah terlambat. Nasi telah menjadi bubur.  Sekarang aku hanya berusaha tegar. Aku berusaha menjadi yang dia mau: dewasa. Aku ingin buktikan pada laki-laki manja itu. Tanpa dia di hariku, aku masih bisa bertahan walau sakit dalam benak ini.

Dan satu hal lagi yang selalu ingin aku utarakan padanya.

"Aku akan selalu menyayangimu, menerimamu bagaimanapun kamu. Di manapun dan bagaimanapun keadaanmu sekarang, I wish nothing but the best only for you, my DUDUD.. You always called me Dudud, and I did. But now, we just look like two person who don't know one others.. But you mean everything for me.. I really miss you.. No one can take your place in my heart. I know that i can't fine someone else like you. You are special."


Tulisan ini aku persembahkan untuk DIA, yang pernah menjadi pelangi dalam hari-hariku...

M.A.B.W.