Pages

Sunday 27 November 2011

MAU DIBAWA KE MANA???



Kala itu seorang kaya raya sedang mengendarai mobilnya yang mewah. Rupanya pria kaya itu adalah salah satu aggota DPR.  Saat itu mobil BMW mewahnya berhenti di traffic light. Jalanan kota metropolitan itu selalu didatangi para pengemis, pengamen, dan pedagang asongan yang memiliki rentang usia bayi hingga lansia. Mobil mewah yang baru dibeli sang DPR itu dihampiri seorang anak berusia sekitar 10 tahun. Anak itu adalah pengamen jalanan. Anak laki-laki itu menyanyikan sebuah lagu dengan lirik seperti ini:

Pernah kah lo denger mafia judi
Katanya banyak uang suap polisi
Tentara jadi pengawal pribadi

Apa lo tau mafia narkoba
Keluar masuk jadi bandar di penjara
Terhukum mati tapi bisa ditunda

Siapa yang tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir-lendir berceceran
Uang jutaan bisa dapat perawan
Kacau balau kacau balau negaraku ini

Ada yang tau mafia peradilan
Tangan kanan hukum di kiri pidana
Dikasih uang habis perkara


Apa bener ada mafia pemilu
Entah gaptek apa manipulasi data
Ujungnya beli suara rakyat

Mau tau gak mafia di senayan
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit

Pernahkah gak denger teriakan Allahu Akbar
Pake peci tapi kelakuan barbar
Ngerusakin bar orang ditampar-tampar

Lirik lagu milik SLANK itu membuat sang DPR gusar lalu membuka kaca jendelanya dan meludahi anak laki-laki itu. Begitu lampu lalu lintas berubah jadi kuning, beliau menekan klakson berkali-kali agar mobil di depannya segera menyingkir dari hadapannya.
Sebagai manusia, apakah hal itu patut dilakukan oleh seorang terhormat yang adalah anggota DPR Republik Indonesia tercinta ini? Apakah sorang anak kecil itu salah bila ia melantunkan lagu itu?
Kemiskinan di negeri ini perlu mendapat sorotan tersendiri bagi banyak pihak. Pengangguran di mana-mana. Rakyat telantar berlindung di bawah atap kardus. Pengemis merelakan rasa malunya untuk bisa bertahan hidup dengan meminta-minta. Anak kecil sudah dibiasakan hidup keras tanpa sekolah, tanpa pendidikan. Pencopet mati rasa terhadap hukum penjara. Sementara para pejabat kaya menikmati kemewahannya entah dari mana. Para penegak hukum menegakkan keadilan entah berdasarkan apa. Para orang kaya banyak yang pelit. Dan paling tragis korupsi merajalela. Hakim penegak keadilan seperti Albertina Ho yang menangani kasus korupsi Gayus Tambunan dan menyeret pula Cirus Sinaga pun harus mengalami mutasi ke Bangka Belitung dengan alasan promosi.  Mau di bawa ke mana negeri pertiwi ini?
Andai aku seorang presiden dari negeri Ibu Pertiwi tercinta ini, aku ingin meminimalisir kemiskinan rakyat, melunasi hutang luar negeri, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada di negeri kaya raya ini. Aku ingin semua penegak hukum itu jujur dan bersih, tanpa suap dan mementingkan kepentingan pribadi.
Andai aku seorang presiden Negeri Pertiwi ini…
Melihat kaum muda dan anak-anak banyak yang tak bersekolah maupun tak berketerampilan, rasanya kita akan melihat seperti apa negeri ini di masa yang akan datang. Tongkat estafet ada di tangan generasi muda saat ini. Pendidikan dan keterampilan sangat perlu bagi mereka. Bukan hanya orang berduit saja yang bisa sekolah. Mereka pun harus sekolah. Walau saat ini tengah banyak bantuan dari pemerintah, namun pada prakteknya banyak bantuan dana itu mengalir ke kantong penguasa yang tak bertanggung jawab.
Hukum yang adil semua koruptor! Beabaskan negeri ini dari permainan kotor! Biar setiap rakyat mendapat haknya sebagai manusia dan masyarakat Negara ini. Negara ini punya potensi besar untuk maju. Memfasilitasi para ilmuwan dan olahragawan bisa menjadi alternative agar para ilmuwan dan olahragawan tidak “dibeli” jasanya oleh Negara lain. Sumber daya melimpah di Negara ini.. Sumber Daya Alam (SDA) sangat berkelimpahan. Seharusnya rakyat tak akan pernah kekurangan mengingat betapa kayanya negeri ini. Andai saja para penambang dan penebang liar berhenti melakukan keilegalannya, dan kalau aku presiden, aku mau hukum atas segala kriminal boleh ditegakkan seadil-adilnya. Sumber Daya Manusia (SDM) tak berkekurangan. Hanya mereka kurang terlatih dan lapangan pekerjaan tak banyak di negeri ini. Menciptakan lahan pekerjaan baru untuk industry dalam negeri bukankah bisa meminimalisir pengangguran? Memberi kursus gratis bagi anak-anak muda usia 12-18 tahun mengenai suatu keterampilan bukankah bisa membantu menambah wawasan anak bangsa ini?
Mungkin banyak calon presiden masa depan yang sudah disiapkan untuk negeri ini. Semoga bukan hanya bualan belaka. Membenahi Negara ini bukan hal mudah.  Negara ini jadi seperti ini bukan salah siapa-siapa. Bukan salah Bung Karno, Bung Hatta, Pak Harto, atau pemuka Negara pendahulu lainnya. Bahkan bukan salah Pak SBY juga. Buat apa mengutuki Negara ini namun tetap tak mau membantu demi kemajuan Negara? Negara ini seperti bejana yang harus dibentuk. Bila ingin maju, ingin bejana ini terbentuk dengan indah, maka aka nada proses panjang yang harus dilalui. Proses itu sakit dan akan menimbulkan banyak masalah. Namun pada akhirnya kita pasti bisa menjadikan negeri ini sebagai negeri maju dan makmur. Aku mau menyadari perjalanan proses ini masih panjang. Butuh juga kemauan dari rakyat negeri ini untuk mendukung dan ambil bagian dalam mencapai kemakmuran sesungguhnya.
Andai aku ini presiden, aku mendengar rakyat. Bukan kekuasaan. Bukan kepentingan saja.
Mau di bawa ke mana negeri ini bila terus begini? Kami butuh perubahan dan perbaikan. Dan untuk semua rakyat, jangan hanya menuntut. Namun bekerjalah bersama pemerintah untuk memajukan negeri kita tercinta ini. Saling menghormati antara pemimpin dan rakyat. Pemimpin ada karena rakyat ada. Tanpa rakyat, para penguasa itu tak akan pernah ada. Rakyat menhormati dan menghargai keputusan pemimpin. Begitu pula pemimpin menghormati dan menghargai setiap aspirasi dan pendapat rakyat. Pemimpin bukan Tuhan. Tuhan masih mengawasi dan melihat setiap manusia di dunia ini. So, together we can do anything!

No comments:

Post a Comment