Pages

Tuesday 29 November 2011

Am I Happy Now?

Hai Pemenang!

Pernahkah terlintas dalam benakmu pertanyaan simple ini: Apakah saat ini kamu bahagia?
Di mana letak kebahagiaan yang kamu harapkan sesungguhnya? Apakah pada indahnya tubuh? Cantiknya paras? Tubuh atletis bagi laki-laki? Atau tumpukan harta? Mobil mewah? Jabatan dan pengaruh?
Jika itu semua sudah kamu miliki seutuhnya suatu saat nanti, apakah kamu akan merasa bahagia? Apakah dengan tercapainya hal-hal dunia itu kebahagiaan akan datang padamu?

Dan ini kisah nyata...

Ada delapan orang milioner yang memiliki nasib kurang menyenangkan di akhir hidupnya. Tahun 1923, para milioner berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu, mereka adalah kumpulan orang-orang yang sangat sukses di zamannya. Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25 tahun sesudahnya.


Charles Schwab
1. Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel, perusahaan besi baja ternama    waktu itu. Dia mengalami kebangkrutan total, hingga harus berhutang untuk membiayai 5 tahun hidupnya sebelum meninggal

2. Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Pria ini harus
menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing.

Richard Whitney
3. Jesse Livermore (raja saham "The Great Bear" di Wall Street), Ivar  Krueger (CEO perusahaan hak cipta), Leon Fraser (Chairman of Bank of         
International Settlement), ketiganya memilih mati bunuh diri.

 4. Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, meninggal di negeri orang lain.

 5. Albert Fall, anggota kabinet presiden Amerika Serikat, meninggal di rumahnya ketika baru saja keluar dari penjara.


Kisah di atas merupakan bukti, bahwa kekayaan yang melimpah bukan jaminan akhir kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan memang menjadi faktor yang begitu didambakan bagi semua orang. Hampir segala tujuan akan berakhir pada kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa merasakan "hidup" jika sudah menemukan kebahagiaan.

Lalu di manakah kebahagiaan itu berada? Ke mana harus mencarinya?
Sebenarnya kebahagiaan itu ada dalam hati manusia. Lalu bagaimana menemukannya?

1. Berbagi
 Ciptakan suasana bahagia dengan cara berbagi dengan orang lain. Dengan cara berbagi akan menjadikan  
 hidup kita terasa lebih berarti. Bukankah hidup akan berguna bila kita sudah melakukan sesuatu berguna 
 bagi orang lain?

2. Bebaskan hati dari rasa benci
bebaskan pikiran dari segala kekhawatiran. Menyimpan rasa benci, marah atau dengki hanya akan 
membuat hati merasa tidak nyaman dan tersiksa. Akan jauh lebih menyenangkan bila hati ini kita isi dengan perasaan mengasihi dan mencintai sesama.

3. Memaafkan
Jika ada orang yang menyakiti, jangan balik memaki-maki. Lebih baik memaafkan dan melupakan    semuanya. Dengan memiliki sikap demikian, hati kita akan menjadi lebih tenang, dan amarah kita bisa   hilang.

4. Lakukan sesuatu yang bermakna.
Melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain bukankah akan membuat hati kita bahagia? alangkah  
lebih berguna kita bila bisa melakukan banyak hal untuk papa, mama, adik, kakak, sepupu, om, tante,  
sahabat, pacar, dan lebih baik lagi adalah bagi orang yang membenci kita.

5. Jangan berharap pada orang lain
Kebahagiaan merupakan tanggung jawab masing-masing, bukan tanggung jawab teman, keluarga, 
kekasih, atau orang lain. Tidak akan ada seorang pun yang dapat menjamin kebahagiaan kita. semua 
orang punya potensi untuk mengecewakan sesamanya. Jadi lebih baik berharap saja pada Tuhan yang 
tidak akan pernah mengecewakan kita. Dia tahu waktu terbaik untuk kita.

Bahagia adalah hak kamu, saya, dan semua orang. Jangan biarkan hidupmu sia-sia tanpa kebahagiaan. So, keep believing that God always listening always understanding.

"Happiness is the only good. The time to be happy is now. The place to be happy is here. The way to be happy is to make others so."
Robert Green Ingersoll

No comments:

Post a Comment