Pages

Wednesday 21 December 2011

I'm Sorry


Hai Pemenang!


Terkadang kita harus menghadapi orang yang berbeda karakter dan sikapnya. Sungguh menyita tenaga dan waktu bila harus menghadapi mereka yang memiliki sifat yang tidak kita suka. Bahkan terkadang saya sendiri butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi orang demikian.

Pernah gak kamu merasa salah dihadapan orang? Atau pernah gak kamu merasa jengkel melihat sikap orang yang gak sesuai harapanmu? Saya rasa semua manusia pernah mengalaminya. Kecuali kalau memang dia mengalami gangguan kejiwaan sehingga tidak bisa merasakan hal seperti itu. Hehehe.. Tapi saya rasa setiap manusia pernah marah, jengkel, kesal, atau membuat orang lain merasa demikian. Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap?

Kalau kita membuat orang lain sakit hati atas perbuatan atau perkataan kita, kadang kita gak sadar melakukannya. Kadang perlu sahabat atau teman kita yang menyadarkannya. Itu karena kita merasa apa yang kita lakukan itu berbeda dengan maksud kita sebenarnya. Namun kadang kita melakukannya secara sengaja mungkin dengan alasan karena kita telah dibuat kesal juga oleh orang itu. Lalu harus bagaimana kita bersikap?

Kalau kamu pernah melakukan hal itu, jangan pernah malu atau takut mengakuinya dan meminta maaf. Tindakan saling benci itu justru akan menimbulkan masalah baru yang lebih buruk lagi nantinya. Tapi minta maaf dan jangan melakukannya lagi memang teori yang mudah bukan? Namun bagaimana melakukannya? Memang hal itu butuh sesuatu yang dinamakan "Mengalahkan ego". Kita perlu yang namanya mengalahkan keegoisan kita atau gengsi kita. Tidak perlu kita mempertahankan gengsi kita. Kalau kita tidak berani melakukannya justru kita adalah seorang pecundang yang kalah akan keegoisan diri.
Bila kita berada pada posisi yang disakiti. Apa yang kita lakukan terkadang bisa hal positif atau negatif. Hal positif terjadi jika kita berhasil mengalahkan kesombongan diri kita sendiri. Sabar. Kalau kita sabar, maka perkelahian, saling membenci, bahkan tindakan frontal pun bisa terhindari. Namun bila kita justru membalas, marah, memukul, atau apapun tindakannya, maka jangan heran bila rasa benci dan kekacauan akan menimpa hidupmu. Bukankah setiap agama mengajarkan untuk memaafkan dan meminta maaf?

Bagaimana cara meminta maaf? Meminta maaf akan jauh lebih baik bila kamu melakukannya dengan tulus hati. Ada tipe orang yang berani berkata langsung. Namun berhati-hatilah bila kamu suka terus terang. Jaga intonasi dan nada bicara agar tidak kaku dan terdengar tidak tulus. Berbicaralah yang baik. Ada riset yang mengatakan bahwa berbisik drngan suara lembut di telinga kanan manusia untuk meminta maaf adalah salah satu metode yang pas untuk membuat si pendengar menerima maksud kita. Telinga kanan lebih mudah menerima rangsangan suara yang halus sehingga dapat menenangkan kinerja hormonal. Namun ada juga yang malu bila meminta maaf. Kamu yang malu bisa saja menulis surat tanda permohonan maaf dan memberikan hadiah sebagai tambahannya. Ini cara romantis yang kadang dilakukan oleh sepasang kekasih atau suami istri yang bertengkar. Yang terpenting adalah niatnya meminta maaf.


Bagaimana kalau ternyata permohonan maaf kita tidak disambut baik? Itu resiko. Yang terpenting adalah kamu sudah berani mengalahkan dirimu sendiri. Kalau dia atau mereka tidak memaafkanmu maka justru mereka yang salah dan akan menanggung akibatnya suatu saat nanti.

So, jangan ragu utnuk meminta maaf dan memaafkan. Gak ada sesuatu yang rugi krtika kita berhasil mengalahkan diri sendiri dengan mengatakan maaf atau menerima permohonan maaf.

Being sorry is the highest act of selfishness, seeing value only after discarding it.
Douglas Horton

No comments:

Post a Comment